Minggu, 04 April 2010

Sisi Positif & Negatif "ASPARTAM" si Pemanis Buatan

Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen. Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.

SEJARAH ASPARTAM
Ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanina. Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak.

SERTIFIKASI KELAYAKAN
Tahun 1981 aspartam mendapat persetujuan dari FDA untuk digunakan pada beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini, tentu banyak penelitian ilmiah yang harus ditinjau terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman untuk dikonsumsi, barulah FDA mau menyetujuinya. FDA telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian aspartam dalam makanan dan minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui penggunaannya. Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996 FDA menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan yang dapat digunakan dalam semua makanan dan minuman.

Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair, granular, enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat digunakan dalam berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi bersifat tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu tinggi dalam pembuatannya.

Setelah persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian lain yang dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, FDA tidak merubah pendapatnya. Aspartam kini telah disetujui penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.

SIFAT & KEGUNAAN
Kepala Laboratorium Biokimia Pangan dan Gizi IPB Prof.Dr.ir. Made Astawan MS mengatakan aspartam merupakan pemanis rendah kalori dengan kemanisan 200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen sukrosa. Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula.

Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah, mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi, menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes.

KEAMANAN
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), Americam Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.

Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan.

Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan. Sepanjang industri-industri makanan menerapkan batasan ADI ini, maka tidak perlu ada kekhawatiran terhadap munculnya over dosis.

Batasan ADI yang 40 mg/kg berat badan ini hampir-hampir tidak mungkin terlampaui dalam pemakaian umum sehari-hari. Pada kenyataannya, jumlah yang kita konsumsi rata-rata hanya sekitar 10% dari ADI.

Dengan tingkat kemanisan yang tinggi, maka konsumsi aspartam yang sedikit sudah menimbulkan rasa manis berkali-kali lipat dibandingkan gula biasa. Di Indonesia Badan POM juga menetapkan batasan ADI seperti yang diterapkan FDA yakni 40 mg/kg berat badan.

Industri makanan/minuman di Indonesia tentu sudah memahami hal ini. Mereka telah berinvestasi dengan modal sangat besar, oleh karena itu industri tidak akan berani bermain-main dengan mempertaruhkan keselamatan konsumen. Mereka akan mematuhi aturan ataupun standar keamanan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang.

EFEK NEGATIF
Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dan efek sampingnya. Walaupun FDA sudah menyetujui aspartame (tahun 1981) sebagai pemanis buatan yang aman dikonsumsi, namun berbagai penelitian untuk memastikan keamanan aspartame ini masih terus dilakukan, dan sampai saat ini belum ada laporan penelitian yang didukung oleh data yang akurat menyatakan bahwa aspartame mempuyai efek samping berbahaya seperti yang diisukan akhir-akhir ini (FDA Statement, May 8, 2006)

Aspartame aman digunakan semua usia kecuali penderita PKU (phenylketonuria ), penderita kelainan ini biasanya sudah dideteksi sejak bayi.

Untuk menepis isu yang menghubungkan aspartame dengan kanker sebuah penelitian dilakukan terhadap manusia (bukan hewan/tikus) mengenai aspartame dan laporannya di beritakan 4 April 2006 dalam pertemuan American Association for Cancer Research. Penelitian besar ini menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Hasil penelitian ini memperbaiki anggapan tentang risiko buruk penggunaan aspartam, kata Michael Jacobson, pemimpin dari Center for Science in the Public Interest, dimana satu tahun yang lalu dikatakan bahwa bahaya aspartam bagi kesehatan dari hasil penelitian terhadap hewan tikus.

Namun ada pula beberapa ahli dr USA yang mengemukakan bahaya pengunaan Aspartam, apabila dikonsumsi secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu, tanpa henti, maka tetap akan ada efek negatif bagi tubuh manusia, berikut adalah penuturan para ahli mengenai efek negative aspartame bagi manusia :

1. “Aspartame (NutraSweet) merusak secara pelan-pelan dan tak terasa bagi tubuh dan itulah alasan mengapa kita harus menghindarinya. Akan diperlukan satu tahun, lima, 10 atau 40 tahun, tapi dalam jangka panjang akan nampak perubahan yang menyebabkan penyakit ringan maupun berat. Aspartame punya efek yang mendalam pada mood seseorang, kecemasan, pusing, kepanikan, mual, iritabilitas, gangguan ingatn dan konsentrasi.” Ralph Walton, M.D

2. “Saya telah mengamati adanya masalah kerusakan intelektual yang berat sehubungan dengan penggunaan produk-produk aspartame. Biasanya bermanifestasi dalam susah membaca dan menulis, susah mengingat, sering lupa waktu, tempat bahkan orang lain yang pernah dia kenal. Banyak efek dari aspartame begitu serius termasuk kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migraine, pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.” H. J. Roberts, M.D.

OLEH KARENA ITU TETAPLAH PILIH mengkonsumsi makanan, buah buahan atau sayuran yang sehat & fresh serta jangan lupa minum air putih dalam jumlah yang cukup..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar